Monday, December 23, 2013

Ponsel Akan Menggantikan Fungsi Otak?


Tahun 90-an, sewaktu masih berkuliah, saya bisa mengingat sekurang-kurangnya 75 persen dari nomor telepon kawan-kawan kuliah dekat saya. Tanyakan saja kepada saya nomor si Jono, Sapril, Adam, Juni, Yogie, Abun, dan banyak lagi kawan saya. Dijamin Anda akan kagum dengan ingatan saya waktu itu hehe…

Kini, tanyakan kepada saya nomor orang-orang dekat saya. Bahkan, coba tanya nomor istri saya. Saya pun akan melongo. Lalu perlahan, sembari malu-malu, menengok ke ponsel pintar di tangan untuk mengubek-ubek daftar nomor telepon. Ingatan yang saya bangga-banggakan itu sekarang sudah begini menyedihkan.

Saya menceritakan hal ini karena saya yakin, ini bukan hanya hal yang menimpa saya sendiri. Saya yakin, wajar pula di antara kita ada yang menanyakan, akankah ponsel pintar suatu waktu nanti menggantikan otak kita? Akankah terhubung setiap saat ke tempat penyimpanan yang lebih pasti dari ingatan dan gudang pengetahuan terbesar dalam sejarah umat manusia (internet) suatu hari menyebabkan kita tak bisa lagi berpikir?
Aplikasi, aplikasi, dan aplikasi
Saya rasa, tidak. Semoga tidak. Berikut ini beberapa alasannya.


  1. Kita tetap akan dituntut berpikir
    Mengingat dan berpikir adalah bagian dari pekerjaan manusia siapa pun dia, bekerja sebagai apa pun dirinya dan kita akan terus melakukannya hingga entah kapan, wallahu
    alam. Boleh saja kita memegang ponsel pintar, memiliki Google untuk ditanya-tanyai apa pun, namun kesemuanya itu tak akan pernah benar-benar mengetahui keseluruhan kondisi lapangan yang kita hadapi dalam pekerjaan kita.
    Para wartawan akan terus memutar otak untuk mencari tema berita yang diminati banyak pembaca, sebagaimana desainer akan memutar otak mencari komposisi desain yang tepat, dan sebagaimana juga saya akan terus memutar otak mencari tema materi yang menarik. Semua pekerjaan tetap membutuhkan sang pekerja, sang pilotnya, untuk berpikir, seakan-akan mewanti-wantinya, you can stop thinking when you’re dead.
     
  2. Teknologi adalah alat bantu
    Sebelum ada ponsel pintar dan internet, ada komputer. Sebelum ada komputer, ada kalkulator dan catatan-catatan administratif manual. Intinya, manusia terus-menerus mengembangkan alat bantu untuk memudahkan kehidupannya, namun tak pernah ada satu pun dari antaranya yang benar-benar bisa menggantikan kapasitas manusia berpikir sebagai pengguna alat-alat tersebut.

    Alkisah sebelum ponsel pintar, terdapatlah kalkulator

    Malah, lihat saja, anak-anak kecil yang dilahirkan di era ponsel pintar itu (yang biasa dipanggil generasi Y) memiliki kecakapan mengoperasikan teknologi-teknologi termutakhir yang tak dimiliki oleh generasi pendahulunya. Apakah ini kalau bukan satu bentuk keunggulan berpikir?
     
  3. Kita tetap butuh mengingat pengetahuan mendasar
    Bagaimana dengan mengingat? Apakah kita masih butuh mengingat dengan adanya bantuan alat penyimpan informasi yang jauh lebih bisa diandalkan dari benak kita ini?

    Tentu saja. Apakah Anda, bila bekerja di dapur, harus selalu membuka Google atau catatan di ponsel untuk mengetahui takaran dari garam untuk masakan yang setiap hari Anda buat? Apakah tiap harus pergi ke kantor baru Anda harus membuka Google Map
    s? Bukan hanya merepotkan, kedengarannya pun konyol dan tak masuk akal bukan? Ya, artinya jangan khawatir kapasitas berpikir atau mengingat kita digantikan ponsel pintar. Kita tetap dengan sendirinya akan mengingat hal-hal yang memang perlu kita ingat.


Kita tetap akan mengingat nama lengkap dan jabatan kenalan-kenalan penting kita, hasil pekerjaan yang menjadi selera bos kita, dan tentu saja yang paling penting tanggal ulang tahun pasangan kita. Bisa bahaya kalau yang terakhir tidak kita ingat. Ya, kan?

Friday, December 20, 2013

Keindahan Pantai Malimbu



There’s an old saying: “a picture is worth a thousand words”. It’s true! Gara-gara melihat lukisan pemandangan Pantai Malimbu di sebuah online shop, saya jadi teringat liburan saya ke pulau tersebut beberapa waktu lalu.



Bagi yang belum tahu, Pantai Malimbu ini terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pulau yang satu ini memang menawarkan banyak keindahan pemandangan alam dan tak ada habisnya untuk ditelusuri. Bahkan banyak orang yang bilang kalau Pulau Lombok memiliki keindahan alam yang tidak kalah dibanding Bali yang sudah dipenuhi banyak turis.

Di bagian Pantai Malimbu ada bukit yang menjulang yang dinamakan Bukit Malimbu. Pantai ini masih merupakan terusan dari Pantai Senggigi yang sudah cukup terkenal, jaraknya hanya sekitar 7 km. Tepatnya, Pantai Malimbu terletak di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara dengan jarak sekitar 30 km dari kota Mataram.

Pertama kali menginjakkan kaki di pantai ini, saya hanya bisa terkesima dan terdiam. Surga bumi yang satu ini memang sungguh memukau dan tidak kalah bila dibandingkan dengan Bora Bora sekalipun. Pantai ini memang tidak memiliki pasir putih seperti Pantai Mawun ataupun berbutir merica seperti Pantai Kuta, tetapi pemandangan alam di sekitar pantainya yang sungguh luar biasa.

Pantai Malimbu menawarkan keindahan pemandangan pantai yang diapit oleh bukit-bukit yang masih hijau. Warna airnya pun jernih dan biru dengan pasir berwarna kecokelatan. Karena bentuk pantainya yang berupa teluk dengan batuan karang di sekitarnya, ombak di Pantai Malimbu ini juga lebih tenang.


Untuk mencapai pantai ini, saya harus menempuh jalur darat selama sekitar 2 jam dengan sepeda motor lewat pelabuhan Lembar Lombok. Kalau ingin tiba lebih cepat, bisa menyewa speed boat dari Bali, tetapi harganya lumayan mahal. Jika melakukan perjalanan darat menuju Pelabuhan Bangsal yang akan membawa kita menyeberangi Gili Trawangan, kita pasti akan melewati pantai ini.

Di pantai ini, kita tidak hanya bisa berenang ataupun bermain air dan pasir di tepi pantai. Namun ada juga jasa penyewaan kano yang bisa dipakai untuk berperahu di laut. Harga sewa kano pun cukup murah, dengan Rp 10.000,- sudah bisa memakai kano sepuasnya. Sedangkan harga sewa untuk pelampung hanya Rp 5.000,- saja. Selain itu, telah disediakan juga tempat untuk bilas dan berganti pakaian. Jalanan besar di sisi pantai ini juga sering digunakan untuk rute balap sepeda tingkat internasional.

Keindahan Pantai Malimbu pun membuat investor berlomba-lomba membangun tempat penginapan, seperti hotel, resort, vila, maupun pub. Tak heran jika harga tanah di kawasan pantai ini melambung tinggi hingga Rp 200-500 juta per are. Semakin mendekati pantai, harga tanahnya akan semakin mahal.



Satu yang saya pelajari dari liburan saya ke Pantai Malimbu, bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang sangat indah dalam hidup memang membutuhkan proses dan kerja keras untuk meraihnya. Everything comes with a price. But in this case, it was totally worth it. Meskipun saya menghabiskan waktu hampir seharian dari Pulau Dewata sampai ke Lombok, tapi itu semua terbayar dengan pemandangan yang ada di depan mata.

Karena Lombok memiliki banyak keindahan, maka saya sarankan untuk menginap setidaknya satu malam saat melakukan perjalanan ke sana supaya bisa menelusuri keindahan alam Lombok lebih maksimal. Ada banyak tempat eksotis yang bisa dikunjungi. Jika ingin menginap, bisa juga mencari hotel di Pantai Senggigi, seperti Mascot Hotel and Resort yang menghadap langsung ke Pantai Senggigi dengan harga per kamar mulai dari Rp 350 ribu. Baru keesokan harinya berangkat langsung ke Pantai Malimbu.

Indonesia itu indah, kawan!

Jangan Tiru Kesalahan Berjualan di Media Sosial Ini

Bila Anda memiliki seorang anak berusia remaja yang gemar bermain media sosial dan hendak merambah media sosial sebagai alat bisnis Anda, berkonsultasilah terlebih dahulu dengannya. Kendati tampaknya seseorang bebas melakukan apa pun di media sosial, pada kenyataannya media sosial dipenuhi rambu-rambu tak kasat mata di sana-sini. Anak Anda, besar kemungkinan, sadar dengan berbagai rambu tak terlihat itu.

Oleh karena itu Anda bisa menanyakan mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk mendekati konsumen di media sosial. Bagaimana reaksinya kalau tiba-tiba konsumen di-tag foto produk oleh satu akun toko online? Apakah ia akan tertarik atau malah merasa terganggu dan segera mencabutnya, bahkan menghilangkan akun toko online terkait dari daftar pertemanan?

Bagi saya pribadi, ada beberapa kekeliruan umum yang perlu Anda perhatikan bila Anda hendak berjualan di media sosial. Semoga membantu Anda supaya tidak tampak awam-awam amat. Hehehe.
  1. Tak memahami tata krama media sosial
    Orang-orang menggunakan media sosial sebagai sarana pergaulan. Pahamilah bahwa apa pun yang kita lakukan, jangan sampai hal itu mengganggu aktivitas para pengguna media sosial. Sebagai pihak yang bukan siapa-siapa bagi mereka, membombardir semua yang terdapat dalam jaringan Anda dengan pesan promosi produk Anda pantang untuk dilakukan. Jangan juga men-tag foto terlalu sering hingga membanjiri linimasa mereka. Pahami tata krama media sosial. Jangan tergopoh-gopoh dalam berpromosi, yang bisa menyebabkan Anda dicabut dari jaringan pertemanan banyak orang atau bahkan dicap buruk di media sosial.

    Berjualan HP di Facebook rentan disangka hendak melakukan penipuan

  2. Membalas pertanyaan yang datang dengan dingin
    Bila ada yang mulai menanyakan hal-hal mendetail mengenai produk Anda di media sosial, jangan sekadar menjawab pertanyaannya. Pastikan jawaban Anda terasa ramah dan bersahabat. Pasalnya, membeli produk secara online berarti memercayakan uang kepada orang asing. Sikap yang hangat akan membantu Anda dalam membangun kepercayaan pembeli.
  3. Tidak menjaga pelanggan yang sudah ada
    Mereka yang sudah membeli sudah menjadi network Anda. Jagalah baik-baik dengan memastikan mereka menerima informasi produk terbaru yang kira-kira menjadi preferensi mereka, memastikan mereka terlayani sebaik-baiknya bila memesan lagi. Sapalah juga mereka secara pribadi dan hangat kala mereka menanyakan segala sesuatu. Tag dengan informasi-informasi nonkomersil yang kira-kira berguna untuk mereka. Tag juga apabila ada ucapan hari raya dan semacamnya.
  4. Mengabaikan publikasi informasi nonkomersial
    Meski bukan perusahaan besar, Anda juga perlu melakukan apa yang dalam istilah marketing adalah penjualan lunak, soft selling. Konsumen tentu akan bosan jika hanya disuguhi postingan yang secara gamblang mempromosikan produk Anda. Malah bisa jadi Anda akan dianggap spammer. Ada kalanya mereka membutuhkan pengetahuan baru seperti bagaimana cara merawat produk Anda, bagaimana cara memaksimalkan kegunaan produk Anda, dll. Ini akan membuat akun Anda dianggap ‘berisi’ atau bermanfaat oleh follower Anda di social media. Bisa jadi dengan ini, akun Anda akan direkomendasikan ke yang lain oleh para follower Anda. 
  5. Tidak mengeksplorasi jaringan komunitas di media sosial
    Lewat konsumen yang telah acapkali membeli produk Anda, penting bagi Anda untuk menelusuri jaringannya. Lewat media sosial, Anda dapat memeriksa laman profilnya dan bukan tidak mungkin ia terlibat dalam laman komunitas diskusi yang berhubungan dengan produk Anda. Anda juga dapat mencari komunitas-komunitas ini lewat kolom pencarian. Ketika Anda menemukannya, pastikan Anda tidak datang sebagai pengganggu; Anda mesti datang sebagai seseorang yang mempromosikan produk-produk yang kira-kira mereka butuhkan dan, tentu saja, tampil bersahabat. Bila Anda bisa menggarap jaringan komunitas ini di media sosial, faedah yang Anda raup akan luar biasa.
Jejaring komunitas mudah dicari di FB

Begitu, rekan-rekan. Semoga berguna untuk Anda sekalian.

Monday, December 16, 2013

Social Media Gagal Naikkan Penjualan Fashion?



Ada sebuah berita dari ritel-ritel besar luar negeri yang cukup mengagetkan. Brand-brand fashion ternama seperti Gap, Oscar de la Renta, dan Tory Burch, serta retailer fashion seperti Nordstrom, mulai menutup toko-tokonya di jejaring sosial dikarenakan media tersebut terbukti tidak meningkatkan penjualan mereka.

Lebih lanjut, sebuah studi yang melibatkan 250 brand fashion tersohor menemukan bahwa dalam empat tahun terakhir penjualan melalui Facebook hanya meningkat 0,25%. Sementara lewat Twitter, lebih rendah lagi, cuma meningkatkan penjualan sebesar 0,01%. Angka ini tidak setimpal dengan investasi yang mereka keluarkan untuk membuka toko di jejaring sosial tersebut, yang kemudian membuat banyak brand harus menghentikan operasinya di sana.

Sebelum memperoleh berita ini, memang, saya pribadi pernah mendengar keluhan dari kawan yang berjualan barang lewat social media. Saya memang sering mendorong orang-orang untuk berjualan secara online karena keuntungan yang bisa diperoleh darinya, ia langsung menyampaikan uneg-unegnya.

“Tapi kok saya merasa seperti ngomong sendiri saja ya, Mas? Berceloteh sendiri di Twitter tanpa ada yang menanggapi. Rasanya seperti menghabis-habiskan waktu,” ujarnya.
Namun ada kawan lain yang bernasib berbeda. Kawan saya ini, pemilik penerbitan kecil, malah berhasil menggelembungkan penjualan langsung secara luar biasa melalui media Facebook. Ia menge-tag ribuan kawannya di Facebook, dan terbukti ia bisa menerima puluhan order setiap harinya bahkan lebih-lebih biaya produksi dapat tertutupi dari penjualan online sendiri. 

Kendati demikian, kawan saya yang satu ini mungkin harus menjadi pengecualian tersendiri. Ia telah membangun jaringan pelanggannya dalam waktu yang tak sebentar sehingga orang-orang mudah percaya padanya dan begitu antusias tatkala ia mempromosikan barang baru lewat album foto di Facebook.

Untuk mereka yang baru merintis usaha dan belum memiliki jaringan, membuka usaha online melalui jalur socmed tampaknya justru akan memiliki banyak tantangan. Orang lebih banyak membukanya untuk bertanggap-tanggapan dengan kawan-kawannya atau memperoleh informasi dari akun-akun yang membagikan pengetahuan, tips, atau info menyenangkan.

Belum lagi algoritma yang dipasang oleh Facebook mendikte hanya posting yang paling banyak ditanggapilah yang akan terpajang di linimasa pengguna, sehingga posting dari Anda yang memang tidak bertujuan untuk mencari tanggapan atau like akan sulit terlihat oleh kawan Anda.

Tetapi apakah ini berarti Anda harus menyerah berbisnis online? Sama sekali tidak. Penjualan bisnis online dari tahun ke tahun terus meningkat, hanya saja, pertanyaannya, jalurnya lewat mana? Masih dari studi yang sama dengan yang kita singgung di atas, 9,82% pelanggan baru diperoleh melalui hasil dari mesin pencarian (Google dan Yahoo!) dan 6,84% melalui email. Artinya, berjualan barang di situs-situs e-commerce, yang memang menempati halaman terdepan mesin pencari akan jauh lebih efektif. Pengunjung, toh, memang mengunjungi situs e-commerce dengan pikiran ingin berbelanja bukannya bersosialisasi.
E-commerce diprediksi akan lebih efektif melonjakkan penjualan (Sumber: http://www.tokoon.com/Home/Beranda)

Meski begitu, sebaiknya Anda tidak meninggalkan akun jejaring sosial toko Anda. Bukan tidak mungkin Anda dapat membangun sebuah network yang amat membantu penjualan Anda, seperti kawan saya itu. Karena pada dasarnya jejaring sosial adalah media untuk bersosialisasi, bukan untuk berjualan. Ada baiknya Anda menghindari hard sell di social media dan kemudian menggunakannya untuk membangun brand image serta berinteraksi dengan komunitas yang relevan dengan produk Anda.

Cobalah. Semoga membantu!

Friday, December 13, 2013

Tren Online Marketing Beberapa Tahun ke Depan

Tren Online Marketing Beberapa Tahun ke Depan

Apakah satu dasawarsa silam Anda pernah membayangkan akan dapat berbincang-bincang dengan kawan di negeri seberang semudah menyalakan laptop? Dapat memperoleh informasi teraktual nasional maupun internasional tanpa perlu menunggu koran keesokan hari?
Teknologi berkembang begitu pesat hanya dalam hitungan tahun, dan ke depannya masih akan berkembang dengan kecepatan yang sama atau bahkan lebih cepat. Karenanya, bagi Anda sobat e-commerce, perhatikan proyeksi tren online marketing 2014 yang sudah saya sadur dari sejumlah sumber ini. Semoga membantu Anda membuat perencanaan untuk usaha Anda atau bersiap-siap akan perubahan yang mungkin akan terjadi.
  1. Tren perangkat mobile
    Dengan semakin terjangkaunya ponsel pintar, pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia tidak akan menurun dalam waktu dekat. Di seluruh dunia sendiri, pengguna smartphone sudah mencapai kurang lebih 1,1 miliar atau sebanyak 17% dari seluruh penduduk dunia. Lembaga riset teknologi Morgan Stanley bahkan memprediksi pengguna internet mobile akan melampaui pengguna internet PC di tahun 2014. Dengan kata lain, pasar bagi e-commerce hanya akan semakin dan semakin besar. Memastikan toko Anda dapat diakses dengan baik melalui perangkat mobile adalah kewajiban.

  2. Tren search engine marketing
    Meski belum semua memiliki kesadaran untuk menggarap kemunculan nama produk atau mereknya saat ditelusuri dari mesin pencari semacam Google, industri akan semakin menyadari pentingnya peran mesin pencari untuk menuntun para pembeli kepada produknya. Pastikan Anda mengetahui bagaimana agar produk Anda dapat tampil dengan baik dalam mesin pencari— misalnya dengan menggunakan kata kunci yang mudah dikenali sebagai nama produk.
  3. Tren social media marketing
    Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Tumblr, dan masih banyak yang lainnya. Begitu banyak media sosial tersedia saat ini, dan hanya akan semakin banyak dan semakin kompleks saja dalam beberapa tahun ke depan nanti. Tentu saja Anda tak perlu membuat semua, namun bila ada yang kira-kira dapat menghubungkan Anda dengan konsumen sasaran Anda, fungsikanlah!
  4. Tren situs-situs e-commerce
    Saat ini tak sedikit perusahaan atau investor besar yang berinvestasi membangun situs e-commerce dengan infrastruktur serta tampilan yang memadai. Mereka juga mengucurkan dana yang tak sedikit untuk mempromosikannya. Dipastikan, dalam beberapa tahun ke depan situs-situs yang sedang digarap dengan serius ini akan merangkul banyak pembeli online untuk berlangganan kepadanya. Carilah situs e-commerce yang kira-kira tepat untuk menggelar lapak bagi produk Anda.
  5. Salah satu situs e-commerce yang tengah berkembang (Sumber: http://www.tokoon.com/Home/Beranda)
Dan terakhir, mungkin sebuah tips: jangan berhenti mengikuti perkembangan. Ingat Jeff Bezos. Ia membuka Amazon di sebuah ranah yang benar-benar masih baru saat itu, internet. Ketika gerai-gerai buku terbesar saat itu ikut membuka gerai online, mereka terbukti tak bisa menyamai Amazon yang telah melangkah terlebih dahulu.

Selalu berkembang, sobat e-commerce!

Thursday, December 12, 2013

Tips-tips Berjualan Kerajinan Online

Bagi Anda yang punya usaha kerajinan dan ingin melebarkan pemasaran, jejaring internet benar-benar merupakan suatu berkah bagi Anda. Manfaatkanlah sebaik-baiknya. Tanpa perlu menyewa lapak sebagaimana usaha konvensional, Anda dapat menjajakan produk-produk Anda kepada konsumen yang membutuhkan. Tanpa perlu berlelah-lelah membagi brosur di sana-sini, Anda dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk/brang kerajinan Anda.
Namun perlu digarisbawahi, gratis dan praktis tidak berarti mudah. Berikut ini sejumlah tips untuk berjualan kerajinan online yang gemar saya bagikan dalam seminar-seminar namun baru sempat saya tulis kali ini. Semoga membantu sobat e-commerce sekalian.
  1. Pelajari lautan yang akan direnangi
    Internet adalah lautan baru yang belum banyak dipahami oleh orang-orang. Jeff Bezos, sang pendiri Amazon pun tak berani mengatakan dirinya memahami internet. Pelajari, pertama-tama, bagaimana tingkah-polah para pembeli dalam melakukan belanja online, beruntung bila ada teman Anda yang biasa berbelanja lewat situs-situs e-commerce. 
    Pelajari kawan Anda
    Perhatikan, apakah dia mencari barangnya lewat Google terlebih dahulu atau langsung mengunjungi situs tempat ia biasa berbelanja? Adakah situs tertentu yang menjadi preferensinya? Apa yang memancing perhatiannya terhadap suatu produk apakah foto, deskripsi, ataukah harga? Pelajari ini semua dan terapkan hasilnya untuk produk-produk Anda. Kemudian pelajari lagi. Pelajari lagi. Jangan berhenti.
  2. Pastikan Anda tidak tenggelam
    Dengan kemudahan dan kepraktisan berjualan secara online, internet pun diserbu oleh para penjual dari mana-mana. Mengutip istilah W. Chan Kim dan Renee Mauborgne, ia telah menjadi lautan merah bertaburan ikan-ikan lain yang berusaha mencari makan. Pastikan produk Anda tak tertutupi melainkan tampil menonjol di antara kerumunan produk-produk lain, siap memukau mata pembeli online yang melihatnya.Caranya? Pelajarilah produk lain yang menurut Anda menarik ketika mengamati situs terkait. Apakah fotonya yang menarik? Apakah nama produknya yang menarik? Ataukah karena produknya lain daripada yang lain? Merujuk ke poin pertama lagi, alangkah baiknya juga bila Anda memiliki kawan untuk dipelajari perilakunya.
  3. Sebarkan link ke produk Anda.
    Dengan tidak diperlukannya biaya hanya modem, laptop, dan niat manfaatkanlah jejaring internet dengan segala fasilitasnya semampu Anda. Cari forum atau komunitas yang kira-kira merupakan pasar potensial produk Anda dan promosikan secara halus kepada mereka produk yang Anda punya. Buat media social, lalu berkawanlah dengan mereka yang kira-kira akan tertarik dengan produk Anda.Pastikan informasi tentang produk Anda dapat dengan mudah dijumpai oleh mereka yang membutuhkannya. Sebarkan link ke berbagai media dan channel yang relevan, jika tidak relevan, maka akan dianggap “spam” atau Anda menyampah. Sehingga orang akan enggan untuk mengklik link yang Anda berikan jika tidak sesuai tempatnya.

    Sebarkan link produk Anda (Sumber: http://www.tokoon.com/Product/Detail/18406/0/0/2/kerajinan-tangan-1-set-cangkir-gerabah-klasik.html)
  4. Bangun dan jaga kepercayaan
    Ketika seorang pembeli memutuskan untuk memesan kepada Anda secara online, ia tak melihat wajah Anda atau barang yang akan dipesannya. Ia boleh dikatakan sedang bertaruh. Jagalah kepercayaan tersebut dengan tidak memberikan informasi yang salah tentang produk Anda atau berlama-lama dalam mengirimkan produk Anda. Saat Anda sudah merampungkan kepercayaan, Anda bukan hanya akan memperoleh langganan yang sulit untuk berpaling dari Anda namun juga direkomendasikan ke kolega-koleganya.


  5. Empat tips di atas inilah yang saat ini sedang saya ingat. Cukup saya kira sebagai pegangan untuk permulaan. Lain kesempatan, bisa kita lanjutkan.


    Oh iya, tips satu lagi: make that happen!