“Hai, Rian!”
Kalau saya membongkar-bongkar inbox email saya, bukan kawan atau kenalan
baik yang paling sering mengirimkan dengan awalan hangat seperti di atas. Biasanya
malah situs-situs penjaja jasa atau produk seperti Agoda, atau media sosial
seperti—yang tentu sudah Anda kenal—Twitter. Merekalah para “kawan terkarib”
kita saat kita membuka email, yang tak ingin kehilangan Anda sebagai pengguna
atau pelanggannya.
Strategi mengakrab-akrabkan diri dengan pengguna jasa
atau pembeli ini memang tak lagi baru di antara perusahaan-perusahaan besar
dunia. Bahkan di tengah iklim persaingan marak dengan korporat-korporat
lainnya, engagement bukan lagi sebuah
pendekatan melainkan kebutuhan. Hal ini adalah wajib hukumnya. Tak cukup bagi sebuah
megakorporat bila Anda hanya membeli produk atau memanfaatkan jasanya. Mereka
juga memerlukan Anda menjadi pelanggan loyal yang akan kembali dan kembali
datang kepadanya.
![]() |
Engagement yang salah, hehehe |
Memang, besar kemungkinan Anda, pembaca saya, tidak
menangani perusahaan-perusahaan yang bahkan tak memiliki kantor cabang di
Indonesia tersebut. Meski demikian sama sekali tak ada ruginya belajar praktik engagement online dari strategi pemasaran mereka. Selain biayanya bisa jauh
lebih efisien ketimbang marketing konvensional, saya pun yakin manfaatnya riil
bila dikelola dengan tepat.
Sebenarnya secara prinsip, engagement online tak jauh berbeda dari membangun keakraban dengan
pembeli secara tatap muka. Dalam engagement
tatap muka ini, Anda, pertama-tama, membangun relasi yang bersahabat. Jawab
semua pertanyaannya dengan ramah dan meyakinkan. Ajak dia mengobrol hal-hal
yang sifatnya santai dan tak melulu soal jual-beli. Bantu ia mengetahui
cara-cara merawat produk Anda. Saat Anda melakukannya dengan benar, pembeli
akan betah dan kembali lagi ke toko Anda.
Facebook merupakan sarana yang amat membantu engagement |
Dalam engagement
di ranah e-commerce, Anda kini sudah
semakin dimudahkan dengan segala media yang ada di internet. Anda memiliki
sederet perangkat pendekatan gratis
seperti email, social media, mailing list,
dan lain-lain. Sebagai contoh awal, Anda dapat membuat pemberitahuan setiap ada
produk baru, “Hai, Budi! Bagaimana kabar liburan Anda? Tertarik berlibur ke pantai
indah seperti ini? [Tunjukkan foto yang cantik.]” Buatlah pelanggan lebih akrab
lagi dengan kata-kata yang lebih kreatif dan lebih menarik.
Namun yang terpenting dari prinsip online engagement, peganglah beberapa
tips dasar ini:
- Perhatikan
dan jaga baik-baik data alamat email pengguna atau pelanggan yang pernah bertransaksi
dengan Anda. Jangan pernah dihilangkan, ini adalah data yang amat berharga!
- Dalam
menyebarkan informasi via jejaring internet atau social media, pentingkan informasi yang mengundang perhatian dan
menggoda untuk diteruskan seperti promo. Pentingkan juga informasi-informasi
nonkomersil yang bermanfaat bagi mereka. Jawab tiap pertanyaan mereka
dengan antusias. Anda juga bisa mengajak mereka berbicara secara akrab
tentang satu topik tertentu, yang masih nyambung dengan kehidupan mereka maupun produk Anda.
- Jangan
agresif atau mendikte. Berbeda dengan televisi atau koran, internet adalah
media dua arah. Anda berguna dan menyenangkan, Anda akan didengarkan.
Intinya: dalam engagement
online, jadilah pusat informasi sekaligus sahabat para pembeli Anda.
Jadilah bermanfaat. J
No comments:
Post a Comment