Kehadiran
internet di jaman sekarang benar-benar membantu kita dalam menangani urusan
sehari-hari. Lima belas tahun yang lalu belum pernah ada yang membayangkan
bahwa internet bisa menjadi sumber segala pertanyaan kita. Hari ini kita
menggunakan internet bahkan untuk urusan sepele seperti mengecek grammar kita atau sekedar mendengarkan
musik. Fenomena ini terjadi di mana saja di seluruh dunia, terutama di Indonesia.
Sebagai negara berkembang, Indonesia secara mengejutkan adalah salah satu
negara dengan pengguna internet teraktif di dunia. Hasil riset Markplus Inside
pada tahun 2011, seperti yang diberitakan Kompas.Com, jumlah pengguna internet di Indonesia naik menjadi 55
juta orang. Riset ini dilakukan di kota-kota besar dan kepada pengguna internet
yang menggunakan internet lebih dari tiga jam sehari.
Trend sosial media yang terjadi sekarang ini sedikit banyak juga mempengaruhi
penggunaan jumlah internet di Indonesia. Menurut TeenVoice.Com, Indonesia menempati urutan kelima sebagai pengguna twitter teraktif di seluruh dunia. Jakarta,
menurut Forbes.Com, adalah kota paling aktif menggunakan twitter di seluruh dunia. Dan
Bandung menempati urutan keenam setelah New York, London dan Sao Paolo.
Pengguna
twitter di Indonesia menyumbang 15%
dari seluruh tweet yang ada di
seluruh dunia. Hal ini tentu saja membuka banyak peluang bagi para pebisnis dan pengguna
internet di Indonesia. Konten internet yang tersebar dan luas memberikan banyak
potensi dan kesempatan bagi para pebisnis untuk menawarkan atau menyediakan apa
saja bagi siapapun. Mulai dari penawaran barang seperti kerajinan tangan, baju,
furniture sampai jasa pengeditan
tulisan dan desain.
Di Indonesia bisnis online atau e-commerce sudah bukan menjadi barang baru
lagi. Website e-commerce lokal
seperti online shop begitu banyak
kita temui di internet. Mereka biasanya beriklan di sosial media yang terbukti
efektif seperti facebook dan twitter.
Bisnis online ini terbukti
menguntungkan. Diperkirakan pada tahun 2013 ini, nilai transaksi e-commerce Indonesia bisa mencapai angka
330 triliun rupiah, seperti yang diberitakan oleh detik.com. Angka ini akan terus bertambah mengingat baru 25% saja
dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang “tersentuh” oleh fasilitas
internet. Tidak heran jika banyak pebisnis lokal mulai melirik dan mencoba
konsep bisnis yang menggiurkan ini.
Kendala utama dari bisnis e-commerce
ini hanya pada penyebaran internet serta kebiasaan para pengguna internet untuk
melakukan transaksi melalui
internet. Walaupun berbelanja di internet sudah menjadi semacam habit di luar negeri, di Indonesia
aktivitas ini relatif belum begitu dikenal. Menurut survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), seperti yang dilaporkan oleh Kompas.Com, 34,6 % pengguna internet takut ditipu dan 21,5% Kurang puas ketika
berbelanja online karena tidak bisa melihat barang secara nyata.
Namun dengan semakin meningkatnya penggunaan internet di
Indonesia dan pengenalan e-commerce
secara aktif sebagai salah satu sarana menyenangkan untuk berbelanja, bisa
dipastikan trend berbisnis dan
bertransaksi lewat internet akan semakin
meningkat.
E-commerce bagaikan berlian yang tersembunyi di tengah keramaian dunia maya dan menjadi solusi dari berbagai macam keterbatasan yang ada di dunia nyata, terutama bagi mereka yang jenuh dengan berbagai permasalahan khas kota besar di Indonesia seperti kemacetan, banjir dan lainnya. Mungkin sudah saatnya penduduk Indonesia mulai menggali berlian yang tersembunyi ini dan memberdayakannya semaksimal mungkin demi kemajuan bangsa.
E-commerce bagaikan berlian yang tersembunyi di tengah keramaian dunia maya dan menjadi solusi dari berbagai macam keterbatasan yang ada di dunia nyata, terutama bagi mereka yang jenuh dengan berbagai permasalahan khas kota besar di Indonesia seperti kemacetan, banjir dan lainnya. Mungkin sudah saatnya penduduk Indonesia mulai menggali berlian yang tersembunyi ini dan memberdayakannya semaksimal mungkin demi kemajuan bangsa.
No comments:
Post a Comment